TOR SEMINAR HARLAH 39


PANITIA HARLAH KE-39

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

“AL MUSLIHUUN” TLOGO  BLITAR

Sekretariat: Jl Raya Gaprang No 03 Telp (0342)807422-085646469657


 


­­­­­­­­

TERM OF REFERENCE SEMINAR NASIONAL

HARLAH ke 39 STIT AL MUSLIHUUN

BLITAR 2013

 

I.            TEMA

“Membangun Kebersamaan Masyarakat Melalui Eksistensi Pendidikan Humanis”

II.         DASAR PEMIKIRAN

               Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan, negara dan atau semua komunitas apapun yang di situ terdapat unsur kepentingan. Dewasa ini, dalam diskursus yang seringkali dimediakan, masyarakat era globalisasi seolah telah lebih dewasa dari jamannya. Ketika aspek teknologi telah menjamur dalam berbagai sisi, masyarakat telah mampu bergerak dan survive baik secara pribadi maupun kelompok, dalam upaya mempertahankan dirinya meskipun itu masih partikular.

               Kenyataan ini merupakan sebuah bentuk kedewasaan dalam kehidupan yang layak diketahui oleh setiap element, sehingga kehidupan bermasyarakat tetap berkesan manusiawi dan tak apatis atas yang lain. Karena mungkin saja, semakin meningkatnya kehidupan manusia atas kebutuhan pribadi, intensitas partisipasi terhadap manusia yang lain akan berkurang, dan mereka lebih pada prioritas personal untuk memenuhi kebutuhannya.

               Dalam konteks kehidupan, masyarakat tentu tidak terlahir oleh satu pintu. Mereka mempunyai ciri khas masing-masing sesuai latar belakang yang membentuknya. Hingga kemudian, bermacamnya ciri khas inilah yang mengakar dalam proses kehidupan mereka. Tanpa menutup kemungkinan, terjadi proses perubahan secara perlahan menuju peradaban ataupun nilai-nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Karena semakin cerdas dan matangnya pemikiran yang terlahir dari konteks itu.

               Salah satu diantara faktor yang bisa mempengaruhi kelahiran atas kemungkinan itu adalah peran pendidikan sebagai pengontrol kehidupan masyarakat. Sebagaimana yang pernah ditulis hujjatul Islam Al Imam Al Ghozali, bahwa pendidikan merupakan usaha yang mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Dengan bahasa yang lain, pendidikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses yang terjadi dalam masyarakat, terutama dalam hal negatif.

               Terlebih, jika kita menelaah sebuah statement : “Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Eduart Spranger (1950), melihat manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya. Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik dan sekali lagi, solusi utama dari seraingkaian permasalahan dan harapan itu hanyalah lewat pendidikan.

               Pendidikan saja tidak cukup. Melainkan pendidikan yang baik dan sempurnalah yang akan mampu memberikan sebuah dampak yang besar atas keberlangsungan masyarakat. Sehingga hal yang sangat dikhawatirkan bahwa manusia akan memakan manusia, tak akan terjadi. Orientasi pendidikan pada era ini barangkali memang lebih mengutamakan aspek moralitas dari pada pengetahuan. Banyaknya aktor dalam ilmu pengetahuan yang kemudian tidak diimbangi dengan pengetahuan moralitas (agama) maka, manusia semacam itu belumlah sempurna.

               Tujuan pendidikan terbesar adalah memanusiakan manusia. Ilmu bukan untuk ilmu sebagaimana kemudian mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat. Namun, ilmu untuk diamalkan, dan amalan terbesar dari sebuah ilmu adalah akhlakul karimah, termasuk dengan memanusiakan manusia. Seberapapun ia memiliki ilmu, namun tak cakap dalam kehidupan bermasyarakat dan mematuhi norma yang ada, maka pada kualitas sejatinya ia belumlah berilmu.

               Dialek itulah yang pada akhirnya memberikan sebuah pemahaman baru, bahwa pendidikan humanis (human education) layak menjadi sorotan utama dan menjadi target yang tak bisa dilepaskan. Sehingga masyarakat benar-benar menjadi sebuah koloni kehidupan yang sangat indah, dan baik, sementara kejengahan terkotak pada keburukan.

               Sehubuangan dengan kronologi di ataslah, maka pada seminar nasional dalam rangka memperingati hari lahir Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Muslihuun Tlogo mengambil tema “ Membangun Kebersamaan Masyarakat Melalui Eksistensi Pendidikan Humanis”. Dengan harapan, eksistensi sekaligus esensi masyarakat tidak menjadi dongeng yang suatu saat akan punah oleh dirinya sendiri.

               Oleh karena, dengan semangat bersama membangun sebuah kebersamaan melalui pendidikan. Semoga segala mimpi yang tergores akan benar menetas menjadi sebuah realitas di kemudian hari. Semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmat dan taufiq bersama kita semua. Amin.

 

III.           LANDASAN

1.      Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

2.      Pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi

3.      AD/ART Badan Eksekutif Mahasiswa dan Lembaga STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro Blitar

4.      Rapat Pimpinan dan Pengurus BEM STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro Blitar.

 

IV.           TUJUAN                 

1.      Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta meneruskan perjuangan founding fathers STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro Blitar.

2.      Menggali potensi, bakat dan minat pemuda dan pelajar

3.      Mempertegas posisi dan peran para pemuda dan pelajar sebagai generasi bangsa yang potensial dalam menggerakan arus perubahan.  

4.      Mewujudkan  National character Building.

5.      Memberantas dan mempersempit ruang gerak degradasi moral dan krisis mental bangsa.

6.      Membimbing, membina dan menyiapkan mentalitas kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi akhlaqul karimah, serta menjauhkan diri dari perilaku yang merusak moralitas bangsa dengan memperkuat ideologi beragama dan mempertahankan kearifan budaya lokal.

 

 

 

V.               TARGET

1.      Terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang cerdas, bertanggung jawab, memiliki keluasan ilmu dan kematangan profesional, berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

2.      Terwujudnya potensi, bakat dan minat para pemuda dan pelajar yang mampu hidup terampil dan mandiri dalam berpikir dan berkarya.

3.      Tercapainya peran para pemuda dan pelajar yang memiliki dedikasi dan kemampuan yang handal sebagai penerus bangsa.

4.      Terwujudnya  National character Building.

5.      Terwujudnya kehidupan masyarakat yang mengindahkan nilai-nilai moralitas dan mentalitas bangsa.

6.      Terwujudnya kehidupan masyarkat yang menjujunjung tinggi akhlaqul karimah, beriman dan bertaqwa, dan memilki kedalaman spiritual.

 

VI.           BENTUK KEGIATAN         

Bentuk kegiatan seminar nasionaldalam rangka Harlah ke 39 STIT Al Muslihuun Blitar.                                         

 

VII.        PELAKSANA

Pelaksana kegiatan seminar nasional dalam rangka Harlah ke-39 adalah Pimpinan bersama Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Muslihuun Tlogo Blitar.

 

VIII.    PELAKSANAAN

Hari/tanggal                : 17, Februari 2013

Waktu                         : 09.00 WIB

Tempat                        : Kampus STIT Al Muslihuun Blitar

 

 

IX.           PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan motivasi untuk kita semua, sehingga terjalin kerjasama yang memberi manfaat demi terlaksananya kegiatan ini. Kami atas nama segenap panitia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, jika ditemukan banyak kesalahan dan kekhilafan. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran atas segala usaha dan aktifitas yang kita lakukan, dan semoga amal kebaikan dan atensi semua pihak dalam kegiatan ini mendapatkan kemulyaan disisi-Nya.

 

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement