Pendapat Mahasiswa STIT Al-Muslihuun tentang BEM


Pendapat Mahasiswa STIT Al-Muslihuun tentang BEM

        Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIT Al-Muslihuun untuk periode 2018/2019 tahun ini masih sangat awal dalam masa tugasnya. Tercatat pelantikan BEM 2018/2019 pada akhir bulan November 2018 silam, jadi belum genap tiga bulan untuk bisa dirasa kinerjanya.
            Selama waktu belum genap tiga bulan ini, terdapat banyak suara mahasiswa yang mengkritik kinerja BEM yang dianggapnya kurang memuaskan. Namun sangat disayangkan pendapat-pendapat tersebut sebagian besar tidak disalurkan dengan komunikasi yang baik, hanya kritik-kritik yang dilontarkan tanpa kejelasan. Oleh sebab itu, tim Litbang Laun per tanggal 4 Februari 2019 menyebar link googleform ke grub-grub Whatsapp mahasiswa guna menampung kritik atau pendapat dari mahasiswa mengenai kinerja BEM 2018/2019.
“belum melihat kinerja BEM yang Nampak oleh mata. Mungkin BEM perlu adanya tim sosialisasi..”
“kecewa dalam segi kepengurusan, tapi cukup puas untuk proses yang sudah berjalan..”
“kurang puas, tidak kecewa”
“biasa wae” dan lain-lain.

 
            Hasil dari data yang ditampung tim Litbang Laun terdapat 14,8% menyatakan puas, 66,6% menyatakan kecawa, dan 18,5% lainnya memiliki jawaban beragam. Jawaban beragam ini antara lain:











“Kembalikan urgensi BEM seperti dulu..”
“lebih komunikatif dan kerjanya kayak dulu-dulu..”
“Hak mahasiswa belum terpenuhi, salah satunya KTM..”
“Ruang BEM seharusnya digunakan sebagaimana fungsinya, tidak digunakan untuk tidur, bermain wifi dan game online.”
 
            Pendapat mengecewakan adalah pendapat yang memiliki jumlah persentasi yang paling tinggi, yaitu 66,6%. Pendapat kecewa yang dilontorkan bukan tanpa dasar. Berikut tim Litbang Laun merangkumnya.










            Beberapa pendapat lain kurang lebih terwakili dengan apa yang dipaparkan di atas.
            Presiden BEM Ahmad Sholahudin berpendapat mengenai bagaimana “kembalikan kinerja BEM seperti dulu.” Menurutnya, pendapat ini kurang mendasar.
            “BEM yang dulu itu bagaimana? Kurang jelas apa yang dimaksud kinerja BEM seperti dulu itu.” Tuturnya.
            Tentang Kartu Tnnda Mahasiswa (KTM), Shola memberi klarifikasi saat ditemui crewlaun. Menurutnya, KTM sedang proses pengerjaan dari beberapa pihak. “untuk KTM semester 4 yang belum jadi, itu sebenarnya tanggung jawab dari BEM tahun lalu (2017/2018).” Lebih lanjut lagi ia menjelaskan. “KTM untuk semester 4 rencana dijadikan multifungsi, selain kartu identitas juga akan dijadikan ATM Bank Jatim. BEM tahun lalu sudah menyetorkan data mahasiswa dan uang pembayaran. Ditargetkan sebenarnya bulan November dari Bank Jatim sudah jadi, namun belum ada konfirmasi lebih lanjut sampai sekarang. Kami akan tegas menagih jika belum kunjung dicetak.” Pungkasnya.
            Untuk semester 2 menurut penjelasannya, KTM tidak di jadikan multifungsi seperti KTM milik semester 4. Namun KTM semester 2 tak kunjung jadi disebabkan terkendala belum turunnya Nimko. “kami sudah melakukan foto KTM, juga data diri mahasiswa sudah kami miliki, hanya saja Nimko dari Jawa Timur belum kunjung turun. Alhasil sampai sekarang KTM semester 2 belum bisa dicetak.” Tuturnya.
            Pendapat lain tentang BEM adalah mengenai ruang BEM yang digunakan untuk tidur, bermain wifi dan game online. Menurut Shola, hal ini baik. “Ruang BEM harus selalu ada orang, tidak masalah jika digunakan untuk tidur, atau aktifitas lain. Karena jika ada tamu yang datang langsung bisa disambut oleh mahasiswa yang ada di BEM. Jadi BEM bisa menerima kunjungan 24 jam.” Jelasnya.
Penulis: Ahmad Murtafian Naja

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement